TIGA KERAJAAN/DINASTI DI TANAH BATAK
3. Dinasti Sisingamangaraja (Kerajaan Bakkara)
Bendera Kerajaan Sisingamangaraja atau Bakkara |
Dinasti ini berdiri selama + 400 tahun, sejak
tahun 1500-an sampai dengan 1907. Pusat pemerintahan di Negeri Bakara,
di bawah kepemimpinan Raja Sisingamangaraja I – XII.
Sebelum
kita cerita tentang kemunculan kerajaan Batak di Bakkara, bahwa berdasarkan
informasi data yang dapat dikumpulkan, Raja Manghuntal lahir pada tahun 1520,
dan dinobatkan menjadi Raja Sisingamangaraja I pada tahun 1550 oleh Raja Uti
VII di Pulau Munsung Babi.*Dalam Sejarah
umum, tercatat bahwa Portugis telah menaklukkan negeri Malaka pada tahun 1511,
berarti, Raja Manghuntal (Sisingamangaraja I), belum lahir pada waktu itu.
Berdasarkan silsilah yang sudah baku
dikalangan orang Batak Toba, Raja Manghuntal adalah generasi yang ketujuh dari
Si Raja Batak; jika di hitung-hitung satu generasi adalah 25 (dua puluh lima )
tahun, dalam arti sudah pantas punya
anak, maka Si Raja Batak tentulah
sudah lahir, 175 tahun lebih
dahulu dari Raja Manghuntal, yaitu sekitar tahun 1345; dan jika Si Raja Batak
berumur 19 tahun pada waktu menyingkir dari Barus, maka Si Raja Batak
diperkirakan tiba di Toba sekitar tahun 1364.
Sebagaimana telah disampaikan diatas (di
bagian III) bahwa setelah Kerajaan Pea Langge jatuh ketangan musuhnya, Raja
Malim/Raja Uti IV bersama para pengikut setianya, menyingkir ke Pulau Munsung
Babi. Berita tentang raja-raja Batak yang bermukim di Pulau Munsung Babi (Pulau
Babi) terbenam begitu lama tapi exsistensi keberadaannya masih terbesit di
Toba. Perjanjian Sorimangaraja Batak II dengan Raja Malim Mutiaraja yang
ditandai dengan barang pusaka
Tabutabu
sitarapullang, ia sian i dalanna ro, ingkon tusi do dalanna sumuang
Lama sesudah itu, setelah beberapa
generasi kemudian, sampailah berita kepada raja Manghuntal di Bakkara, bahwa
Raja Malim/Raja Uti VII, ada bermukim di Pulau Munsung babi, maka disuatu
waktu, berangkatlah raja Manghuntal kesana untuk membicarakan perjanjian yang
dibuat oleh leluhurnya Sorimangaraja Batak II.
Sehubungan dengan niatan itu Raja Malim
/Raja Uti VII, terlebih dahulu meneliti kemampuan Raja Manghuntal (test uji coba
termasuk kesaktian). Setelah Raja Malim/Raja Uti VII meyakininya, maka
sepakatlah untuk mengembalikan kekuasaan atas Kerajaan Batak kepada Raja
Manghuntal (ahli waris) sesuai dengan perjanjian.
Didalam acara penobatannya pihak Raja Uti
disimbolkan, mulai dari Raja Uti I s/d Raja Uti VII, menyerahkan kembali
kekuasaan atas kerajaan Batak sesuai perjanjian, dan sebagai tanda
pengembalian, secara simbolik, diserahkanlah 7 (tujuh) macam barang pusaka,
yaitu:
1.
Piso
Solam Debata (Keris Batak) tanda pemegang kekuasaan kerajaan.
2.
Hujur
siringis, siungkap mata mual (Tombak, pembuka mata air).
3.
Tumtuman
sutora malam, Tali tali harajaon (Mahkota),
4.
Ulos
Sandehuliman, siambat api (Kain/Ulos pemadam api permusuhan, bahwa tidak akan
ada permusuhan antara Raja/Kepala pemerintahan dengan Raja Malim pimpinan
agama).
5.
Lage
silintong pinartaraoang omas, lapik panortoran ni Raja (Tikar permadani, alas
tempat Raja menari).
6.
Tabu
tabu sitarapullang, ia sian i dalanna ro, ingkon tusi do dalanna sumuang
(perjanjian).
7.
Gajah
sibontar, pangurupi di nadokdok (Gajah putih simbol tanggung jawab).
Pada Acara pelantikannya, disebutlah Raja
Manghuntal dengan gelaran Sisingamangaraja I (pemula Dinasti Sisingamangaraja);
dan setelah pengembalian itu, berakhirlah masa pemerintahan dinasti Raja Uti;
maka, dengan demikian, terwujudlah apa yang dicita-citakan/direncanakan oleh
Si Raja Batak bersama Mutiaraja.
Kerajaan Batak berdiri kembali dibawah
pemerintahan dinasti Sisingamangaraja, berkedudukan di Bakkara.
Silsilah Raja – raja di Kerajaan
Bakkara;
Singamangaraja
II, Ompu Raja Tinaruan
Singamangaraja
III, Raja Itubungna.
Singamangaraja
IV, Tuan Sorimangaraja.
Singamangaraja
V, Raja Pallongos.
Singamangaraja
VI, Raja Pangolbuk.
Singamangaraja
VII, Ompu Tuan Lumbut.
Singamangaraja
VIII, Ompu Sotaronggal.
Singamangaraja
IX, Ompu Sohalompoan.
Singamangaraja
X, Ompu Tuan Na Bolon.
Singamangaraja
XI, Ompu Sohahuaon,
Singamangaraja
XII, Patuan Bosar, gelar Ompu Pulo Batu.
Kerajaan ini bersama rakyatnya menghadapi peperangan selama 30 tahun dengan Belanda yang berusaha menaklukkan Tanah Batak. Dinasti berakhir dengan gugurnya Sisingamangaraja XII, Ompu Patuan Bosar Sinambela (Ompu Pulo Batu) sebagai Sisingamangaraja terakhir, pada pertempuran heroik di Si Onom Hudon tahun 1907. (Tamat)
Sumber :
http://haposanbakara.blogspot.co.id/
https://enrow.wordpress.com/
http://budaya-info.blogspot.co.id/
http://hatorusan.blogspot.co.id/
http://haposanbakara.blogspot.co.id/
https://enrow.wordpress.com/
http://budaya-info.blogspot.co.id/
http://hatorusan.blogspot.co.id/
Post a Comment