Gereja Sebagai Salah Satu Gerakan Naposo
Jong batak dibentuk oleh pemuda batak yang sebelumnya tergabung dalam  Jong Sumatranen Bond (JSB) yaitu perkumpulan yang bertujuan untuk mempererat hubungan di antara murid-murid yang berasal dari Sumatra, mendidik pemuda Sumatra untuk menjadi pemimpin bangsa serta mempelajari dan mengembangkan budaya Sumatra. Perkumpulan ini didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 di Jakarta. JSB memiliki enam cabang, empat di Jawa (Batavia, Bogor, Bandung, Serang, Sukabumi, dan Purworejo), dan dua di Sumatra, yakni di Padang dan Bukittinggi. Beberapa tahun kemudian, para pemuda Batak keluar dari perkumpulan ini dikarenakan ketidak cocokan salah satunya adalah dominasi pemuda Minangkabau dalam kepengurusannya. Hal tersebut dapat dilihat dalam penerbitan Jong Bataks Bond edisi pertama 1926 nomor 1 Sanusi Pane (dikenal kemudian sebagai sastrawan dan pujangga Indonesia): “Sangat sulit untuk menyatukan dua kebudayaan yaitu budaya Batak dan budaya Minangkabau. Kedua suku bangsa tersebut sangat berjauhan antara satu dengan yang lainnya sehingga sangat sulit diharapkan dapat bersatu dan menghasilkan pekerjaan yang nyata di dalam organisasi JSB.” Gindo Siregar juga menyebut penting nya Organisasi kepemudaaan khusus batak diluar JSB: “Marilah kita di samping JSB, kita membutuhkan perhimpunan Batak yang khusus memperhatikan kepentingan kita, yang melindungi kepentingan kita.”

Kesadaran kuat membangun semangat baru bagi pemuda Tanah Batak dan kesepahaman mereka adalah “Bahasa Batak kita begitu kaya akan puisi, pepatah dan pribahasa yang kadang-kadang mengandung satu dunia kebijaksanaan tersendiri. Bahasanya sama dari Utara ke Selatan, tapi terbagi dengan jelas dalam berbagai dialek. Kita memiliki budaya sendiri, aksara sendiri, seni bangun yang tinggi mutunya, yang sepanjang masa tetap membuktikan bahwa kita memiliki nenek-moyang yang perkasa. Sistim marga yang berlaku bagi semua kelompok penduduk negeri kita menunjukkan adanya tata Negara lama yang bijak. Kita mempunya hak untuk mendirikan sebuah Perserikatan Batak yang khas, yang dapat membela kepentingan-kepentingan kita dan melindungi budaya kuno kita…” (Hans Van Miert, hal 475).

Digagas oleh Amir Sjarifoeddin Harahap dan Sanusi Pane, pada 24 Oktober 1926 lahirlah Jong Bataks Bond (JBB) di Bandung, JBB tidak membedakan agama, sub etnis dan budaya anggota. Cabang-cabang JBB tersebut di hampir seluruh kota di pulau Jawa dan Sumatera. Menurut Anggaran Dasarnya, JBB didirikan dengan tujuan antara lain (1) Menguatkan kembali upaya untuk mengangkat kehormatan budaya Batak; (2) Berupaya menjunjung tinggi serta bangga terhadap budaya Batak; (3) Menumbuhkan kesadaran serta kebersamaan bagi pengembangan budaya Batak yang merupakan sebuah kesatuan dari suku Mandailing, Angkola, Toba, Simalungun, Karo, Nias dan lainnya; (4) Sebagai perkumpulan Orang Batak, JBB diharapkan mampu berbuat banyak untuk menciptakan kesejahteraan lahir dan batin bagi orang Batak; (5) JBB menyadari perlunya penguatan pemahaman mengenai Negara bagi penduduk di tanah Indonesia. (Jong Batak, No. 2/1927).

Peran Jong Batak Bond dalam Sumpah Pemuda

Walaupun berlatar belakang etnis, jong batak bukan berarti jadi memisahkan diri dari pergerakan pemuda nasional kala itu, Jong Batak bersama sama organisasi kepemudaan lain yaitu Jong Java, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie menjadi satu bukti bahwa Organisasi kepemudaan kala itu adalah organisasi kepemudaan yang memiliki jiwa nasional yang solid, kuat dan bercita-cita menuju kemerdekaan, hal itu juga dibuktikan bahwa jong batak menjadi salah satu panitia Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928 Susunan panitia tersebut terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI), Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java), Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond), Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond), Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond), Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia), Pembantu III : Senduk (Jong Celebes), Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon), Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

Post a Comment

 
Top